Our Blog

PLTP Sarulla Bagai Proyek 'Siluman'

09 Mar 07 13:14 WIB
Mega Proyek PLTP Sarulla Bagai Proyek 'Siluman'
Tarutung, WASPADA Online


Berbagai reaksi keras dari legislatif, Parpol maupun tokoh masyarakat bermunculan menyikapi mega proyek PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Sarulla, Taput yang pembangunannya terkatung-katung.
PDI Perjuangan Taput mengingatkan agar PT PLN jangan menjadikan proyek Geothermal itu bak proyek ‘siluman’ untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu. "Masyarakat luat Pahae sudah jenuh akan janji pemerintah maupun PT PLN. Apalagi mereka yang memberikan tanahnya untuk lokasi pembangunan proyek PLTP Sarulla."

Kalau benar Juli 2007 direalisasikan, seyogianya peralatan canggih yang dibutuhkan sudah berada di lokasi proyek. Tapi sampai sekarang belum ada peralatan apapun di Sarulla. Bahkan setiap jalan menuju sumur panas bumi sudah ditutupi semak belukar. Petugas atau staf ahli geothermal pun tidak ada disana. "Jangan salahkan jika warga menggarap kembali tanahnya," tegas Ketua DPC PDI Perjuangan Taput, OP Sitompul kepada Waspada, Rabu (7/3), menyikapi masalah proyek PLTP Sarulla Taput yang sudah 14 tahun belum selesai pembangunannya.

OP Sitompul, anggota DPRD Taput yang juga putera asal Pahae menyebutkan, PLN harusnya bertindak tegas terhadap perusahaan swasta nasional (PT Medco) karena belum mengerjakan proyek PLTP Sarulla pada 2006 lalu. Padahal masalah harga sudah tuntas dengan pihak Pertamina. Dengan pemerintah maupun masyarakat Pahae tidak ada masalah. Semua mendukung pembangunan PLTP Sarulla, karena dapat mengatasi krisis energi listrik di Sumut. Jadi bukan hanya kepentingan Taput, namun untuk kepentingan masyarakat luas. "Kalau Juli ini molor lagi maka rakyat akan marah," ujar Sitompul.

Dia mengungkapkan, PLTP Sarulla dapat memproduksi energi listrik tahap awal 145 mega watt (MW). Salah satu sumur panas bumi terbesar di dunia saat ini hanya terdapat di Silangkitang, Taput, yang dinamakan Sumur Silangkitang dengan kapasitas 50 MW. Itu hanya satu sumur. Pelaksanaan pembangunan PLTP Sarulla dimulai 1993 atas kerjasama kontrak operasi bersama antara PT Pertamina (Persero) PT PLN (Persero dan PT Unocal North Sumatera Geothermal-UNSG), yang melakukan eksploirasi September 1994. Berhasil di bor 9 buah sumur eksploirasi dengan kapasitas energi listrik 310 MW. "Tetapi setelah PLN menanganinya langsung mandek. Ini perlu dipertanyakan," tandasnya.

Menurutnya, pihak PLN dan Pertamina harus transparan soal realisasi proyek PLTP Sarulla, sehingga masyarakat Bonapasogit tidak merasa diobok-obok. Selama ini masyarakat sangat mendukung program pembangunan pemerintah. "Kami sudah lama menunggu realisasi proyek panas bumi Sarulla karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Kehadiran industri di Bonapasogit perlu menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.

Dipertanyakan
Sementara tokoh masyarakat Pahae, Polman Sitompul mengatakan, proyek PLTP Sarulla terbengkalai karena PLN sebagai pengelola mengalihkan masalahnya ke perusahaan swasta pemenang tender proyek. "PLN patut dipertanyakan kenapa proyek PLTP Sarulla terkatung-katung. Jangan buat masyarakat resah. Pipa gas bumi yang ditanam bisa saja bocor karena tidak diawasi ahlinya. Apalagi baru-baru ini, pikitring PLN Sumut membawa anggota DPRDSU meninjau proyek PLTP Sarulla pada malam hari. Itu sangat mengherankan."

Jika Juli ini tidak juga terealisasi, kami bertekad mengambil alih tanah lokasi PLTP Sarulla. "Lebih baik kami olah menjadi areal pertanian coklat," tegasnya.

P-SOLAM Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.